Berita ini di ambil dari:
https://www.presiden.co.id/baca/20190223/tahun-politik-lathoiful-istiqlal-gelar-silaturami-antar-agama.html

JAKARTA – Yayasan Lathoiful Istiqlal Jakarta menggelar silaturahmi kebangsaan dan doa bersama yang diadakan di Hall D1, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu ( 23/02/2019). Silaturahmi ini merupakan upaya merajut persatuan dan kesatuan ditengah kontestasi politik yang melunturkan semangat nilai-nilai persaudaraan dalam kebangsaan.

Ketua Yayasan Lathoiful Istiqlal Jakarta Meta Nurwidyanto dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema silaturrahmi kebangsaan dan doa bersama untuk negeri dipilih tidak lepas dari persoalan peliknya pesta demokrasi kali ini. Hal ini, menurutnya, terasa berbeda dan cenderung mengikis nilai-nilai persaudaraan sesama anak bangsa.

“Narasi-narasi hoax bernada hujatan antar satu kubu dengan kubu lainnya telah cukup memberi percikan perpecahan dikalangan masyarakat. Kita harus mengenyampingkan segala perbedaan apapun karena kita memang lahir dan disatukan dari perbedaaan suku, ras, agama dan lainnya sehinga menjadi bangsa yang kuat seperti saat ini. Jadi jangan sampai usaha-usaha yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu kita agar bersatu, kemudian dilemahkan oleh perbedaan pandangan politik sesaat,” ujar Meta.

Gus Muwafiq dalam tausiahnya menyebut Indonesia beruntung sebagai negara yang memiliki berbagai suku dan budaya. Perbedaan yang ada, menurut dia, memberikan peluang bagi Indonesia menjadi contoh untuk kerukunan umat beragama.

“Kita memiliki negara di mana negara kita berbeda dengan negara lain. Kita puluhan bangsa mampu dipikul oleh satu negara, bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Gus Muwafiq.

Sejumlah tokoh dari berbagai agama hadir dalam acara ini. Mereka di antaranya KH Ahmad Muwafiq, KH Nur Muhammad Iskandar, Romo Franz Magnis Suseno (Katolik), Murdaya Poo (Buda Walubi), Nyoman Udayana Sangging, Wisnu Bawa Tenaya (Hindu) serta Hanliyana Wiguna.